MANAJEMEN
SUMBER DAYA MANUSIA (MSDM)
A.
Definisi
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Menurut Drs. Malayu S. P. Hasibuan
MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar
efektif dan efisien mambantu terwujudnya tujuan perusahaan karyawan dan
masyarakat.
MSDM
ini merupakan bagian dari manajemen. Oleh karena itu teori-teori manajemen umum
menjadi pembahasannya. MSDM lebih memfokuskan pembahahasannya mengenai
pengaturan peranan manusia dalam mewujudkan tujuan yang optimal. Pengaturan ini
meliputi maslah perencanaan (human
resources planning, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaaan, kedisiplinan, dan
pemberhentian tenaga kerja untuk membantu terwujudnya tujuan perusahaan,
karyawan, dan masyarakat. Jelasnya MSDM mengatur tenaga kerja manusia
sedemikian rupa sehingga terwujudnya tujuan perusahaan, kepuasaan karyawan, dan
masyarakat.
Di
dalam Manajemen Sumber Daya Manusia ini terdapat beberapa komponen diantaranya
:
1. Pengusaha
Pengusaha ini merupakan setiap orang yang
menginvestasikan modalnya untuk memperoleh pendapatan dan besarnya pendapatan
itu tidak menentu tergantung pada laba yang dicapai perusahaan tersebut.
2. Karyawan
Merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena
tanpa keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Karyawan
adalah penjual jasa (pikiran dan tenaga) dan mendapat komponesasi yang besarnya
telah ditetapkan terlebih dahulu.
3. Pemimpin
atau manajer
Adalah
seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya untuk mengarahkan
orang lain serta bertanggug jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai
suatu tujuan.
B.
Fungsi
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Fungsi MSDM ini meliputi
perencanaan, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompetensi,
pengintegrasian, pemeliharaan, kedisplinan, dan pemberhentian.
Akan jelasnya diuraikan sebagai
berikut :
1. Perencanaan
Perencanaan
(human resources planning) adalah
merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesuai dengan
kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan.
2. Pengorganisasian
Merupakan
kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja,
hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi
(organization chart).
3. Pengarahan
Pengarahan
(Directing) adalah kegiatan
mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam
membantu tercpainya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
4. Pengendalian
Pengendalian (controlling
adalah kegiatan mengendalikan semua
karyawan, agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai
dengan rencana.
5. Pengadaan
Pengadaan (Procurement)
adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk
mendapatkan karyawan dengan sesuai kebutuhan perusahaan.
6. Pengembangan
Pengembangan (Development)
adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual, dan
moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.
7. Kompensasi
Kompensasi (compensation)
adalah pemberian balas jasa langsung (direct)
dan tidak langsung (indirect), uang
atau barang kepada karyawan sebagai ibalan jasa yang diberikan kepada
perusahaan.
8. Penintegrasian
Pengintegrasian (integration)
adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahan dan kebutuhan
karyawan, agar tercipta kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan.
9. Pemeliharaan
Pemeliharaan (maintenance)
adalah kegiatan untuk memelihara untuk meningkatkan kondisi fifik, mental,
dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun.
10. Kedisiplinan
Merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci
terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang
maksimal.
11. Pemberhentian
Pemberhentian (separation)
adalah putusnya hubungan kerja seorang dari suatu perusahaan.
C.
Pelatihan
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pelatihan dan pengembangan SDM
adalah hal utama harus ada dalam sebuah manajemen. Pelatihan SDM mengacu pada
serangkaian kegiatan yang memberikan peluang kepada setiap karyawan untuk
mendapatkan dan meningkatkan keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan.
Program pelatihan SDM umumnya diberikan kepada karyawan yang baru maupun
karyawan yang telah ada, tujuannya adalah agar setiap karyawan tersebut mampu
menghadapi situasi – situasi yang selalu berubah.
Istilah pelatihan merupakan
terjemahan dari kata “training” dalam bahasa inggris. Secara harfiah akar kata
“training” adalah “train” yang berarti :
1.
Memberi pelajaran dan praktik (give teaching and practice)
2.
Menjadikan berkembang dalam arah dikehendaki
(cause to grow in a required direction)
3.
Persiapan (preparation)
4.
praktik (practice)
Simamora (1995:287) mengartikan
pelatihan sebagai serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan
keahlian-keahlian , pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seorang
individu. Sedangkan dalam Instruksi Presiden No. 15 tahun 1974, pengertian
pelatihan dirumuskan sebagai berikut :
Pelatihan adalah bagian pendidikan
yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan
di luar system pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relative singkat, dan
dengan menggunakan metode yang lebih mengutamakan praktik daripada teori.
Sedangkan yang dimaksud dengan
pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,
konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan
melalui pendidikan dan latihan yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi,
mengurangi kerusakan, mengurangi tingkat kecelakaan karyawan, meningkatkan
pelayanan yang lebih baik, pengembangan moral, peningkatan karier, dan lain
sebagainya.
Dari pengertian pelatihan dan
pengembangan diatas dapat disimpulkan bahwa pelatihan dan pengembangan
merupakan suatu kegiatan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia agar
bisa menjadi sumber daya yang berkualitas baik dari segi pengetahuan,
keterampilan bekerja, tingkat profesionalisme yang tinggi dalam bekerja agar
bisa meningkatkan kemampuan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan baik.
Pelatihan dan pengembangan ini sering
kita dengar dalam dunia kerja di perusahaan, organisasi, lembaga, atau bahkan
dalam instansi pendidikan. Hal ini dapat diasumsikan bahwa pelatihan dan
pengembangan sangat penting bagi tenaga kerja untuk bekrja lebih menguasai dan
lebih baik terhadap pekerjaan yang dijabat atau akan dijabat kedepan. Tidak
terlalu jauh dalam instansi pendidikan,
Pelatihan dan pengembangan sering
dilakukan sebagai upaya meningkatkan kinerja para tenaga kerja pendidikan yang
dianggap belum mampu untuk mengemban pekerjaannya karena faktor perkembangan
kebutuhan masyarakat dalarn pendidikan. Secara deskripsi tertentu potensi para
pekerja pendidikan mungkin sudah memenuhi syarat administarasi pada
pekerjaanya, tapi secara aktüal para pekerja pendidikan harus mengikuti atau
mengimbangi perkembangan pendidikan sesuai dengan tugas yang dijabat atau yang
akan dijabatnya. Hal ini yang mendorong pihak instansi pendidikan untuk
memfasilitasi atau memiasililatori pelatihan dan pengembangan karir para tenaga
kerja pendidikan guna mendapatkan hasil kinerja yang balk, etèktif dan efisien.
D.
Tujuan
Pelatihan dan Pengembangan SDM
Pelatihan
dan pengembangan SDM mempunyai tujuan yang terdiri dari beberapa tujuan antara
lain:
1.
Memutakhirkan keahlian seorang individu
sejalan dengan perubahan teknologi. Melalui pelatihan SDM, pelatih (trainer)
memastikan bahwa setiap individu dapat secara efektif menggunakan
teknologi-teknologi baru.
2.
Mengurangi waktu belajar seorang
individu baru untuk menjadi kompeten dalam pekerjaan.
3.
Membantu memecahkan persoalan
operasional.
4.
Mengorientasikan setiap individu
terhadap organisasi.
5.
Memberikan kemampuan yang lebih tinggi
dalam melaksanakan tugas dalam bekerja.
6.
Meningkatkan tingkat professionalisme
para karyawan.
E.
Jenis
Pelatihan dan Pengembangan
Terdapa
banyak pendekatan untuk pelatlian. Menurut (Simamora:2006 :278) ada lima
jenis-jenis pelatihan yang dapat diselenggarakan:
1) Pehtihan
Keahlian.
Pelatihan keahlian (skils training) merupakan
pelatihan yang sering di jumpai dalam organisasi. program pelatihaannya relatif
sederhana: kebutuhan atau kekuragan diidentifikasi rnelalui penilaian yang
jeli. kriteria penilalan efekifitas pelatihan juga berdasarkan pada sasaran
yang diidentifikasi dalam tahap penilaian.
2) Pelatihan
Ulang.
Pelatihan ulang (retraining) adalah subset pelatihan
keahilan. Pelatihan ulang berupaya memberikan kepada para karyawan
keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja yang
berubah-ubah. Seperti tenaga kerja instansi pendidikan yang biasanya bekerja
rnenggunakan mesin ketik manual mungkin harus dilatih dengan mesin computer
atau akses internet
3) Pelatihan
Lintas Fungsional.
Pelatihan lintas fungsional (cros fungtional
training) melibatkan pelatihan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam
bidang lainnya selain dan pekerjan yang ditugaskan.
4) Pelatihan
Tim.
Pelatihan tim merupakan bekerjasarna terdiri dari
sekelompok Individu untuk menyelesaikan pekerjaan demi tujuan bersama dalam
sebuah tim kerja.
5) Pelatihan
Kreatifitas.
Pelatihan kreatifitas(creativitas training)
berlandaskan pada asumsi hahwa kreativitas dapat dipelajari. Maksudnya tenaga
kerja diberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin yang
berdasar pada penilaian rasional dan biaya dan kelaikan.
menurut
(Gomes:2003:204) terdapat paling kurang tiga tahapan utama dalam pelatihan dan
pengembangan, yakni: penentuan kebutuhan pelatihan, desain program pelatihan,
evaluasi program pelatihan.
1. Penentuan
kebutuhan pelatihan (assessing training needs)
Adalah
lebih sulit untuk menilai kebutuhan-kebutuhan pelatihan bagi para pekerja yang
ada daripada mengorientasikan para pegawai yang baru. Dari satu segi
kedua-duanya sama. Tujuan penentuan kebutuhan pelatihan ini adalah untuk
mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan guna mengetahui dan
atau/menentukan apakah perlu atau tidaknya pelatihan dalam organisasi tersebut.
Dalam
tahapan ini terdapat tiga macam kebutuhan akan pelatihan yaitu:
a. General
treatment need, yaitu penilaian kebutuhan pelatihan bagi semua pegawai
dalam suatu klasifikasi pekerjaan tanpa memperhatikan data mengenai kinerja
dari seseorang pegawai tertentu.
b. Oversable
performance discrepancies, yaitu jenis penilaian kebutuhan pelatihan yang
didasarkan pada hasil pengamatan terhadap berbagai permasalahan, wawancara,
daftar pertanyaan, dan evaluasi/penilaian kinerja, dan dengan cara meminta para
pekerja untuk mengawasi sendiri hasil kerjanya sendiri.
c. Future
human resources neeeds, yaitu jenis keperluan pelatihan ini tidak berkaitan
dengan ketidak sesuaian kinerja, tetapi Iebih berkaitan dengan sumberdaya
manusia untuk waktu yang akan datang.
2. Mendesain
program pelatihan (desaigning a training program)
Sebenarnya
persoalan performansi bisa disiatasi melalui perubahan dalam system feedback,
seleksi atau imbalan, dan juga melalui pelatihan. Atau akan Iebih mudah dengan
melakukan pemecatan terhadap pegawai selama masa percobaannya.
Jika
pelatihan merupakan Solusi terbaik maka para manajer atau supervisor harus
memutuskan program pelatihan yang tepat yang bagaimana yang harus dijalankan.
Ada dua metode dan pririsip bagi pelatihan:
a. Metode
pelatihan.
Metode peIathan yang tepat tergantung kepada
tujuannya. Tujuan atau sasaran pelatihan yang berbeda akan berakibat pemakaian
metode yang berheda pula.
b. Prinsip
umum bagi metode pelatihan
Terlepas dari berhagai metode yang ada, apapun
bentuk metode yang dipilh, metode tersebut harus rnemenuhi prinsip—prnsip
seperti: 1 .Memotivasi para peserta pelatihan. 2. Memperlihatkan
ketrampilan-ketrampilan. 3. Harus konsisten dangan isi pelatihan. 4.Peserta
berpartisipasi aktif. 5. Memberikan kesempatan untuk perluasan ketrampilan. 6.
Memberikan feedback. 7. Mendorong dari hasil pelatihan ke pekerjaan. 8.
Harus efektif dari segi biaya.
3. Evaluasi
efektifitas program (evaluating training program effectivenees).
Supaya
efektif, pelatihan haru merupakan suatu solusi yang tepat bagi permasalahan
organisasi, yakni bahwa pelatihan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki
kekurangan keterampilan. Untuk meningkatkan usaha belajarnya,para pekerja harus
menyadari perlunya perolheanb informasi baru atau mempelajari
keterampilan-keterampilan baru, dan keinginan untuk belajar harus
dipertahankan. Apa saja standar kinerja yang telah ditetapkan, sang pegawai
tidak harus dikecewakan oleh pelatih yang menuntut terlalu banyak atau
terlalau sedikit.
Sumber :
Hasibuan Malayu (2007),
Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara
Kamil Mustofa (2007),
Model Pendidikan dan Pelatihan (konsep dan Aplikasi), Bandung :Alfabeta
Najib Muhamad, (2015),
Manajemen Pendidikan dan Pelatihan, Bandung : Pustaka Setia
Google-sopyaneffendi.blogspot.com/ Pelatihan dan
Pengembangan SDM
arinieria.blogspot.com/2014/12/Pelatihan dan
Pengembangan SDM