MEDIA PEMBELAJARAN
Pengertian
Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara
harfiah yang secara harfiah berarti ‘tengah’, perantara atau pengantara. Dalam
bahasa Arab media adalah (و سا ئل
) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Berikut
pendapat tentang media yang dikemukakann oleh para ahli yaitu:
Gerlach dan Ely ( 1972 ) mengatakan bahwa media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan
atau sikap
Dari defenisi tersebut dapat ditarik kesimpulannya bahwa
pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat
merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audio ( siswa ) sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
Media pembelajaran
secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Kegiatan belajar
mengajar merupakan komunikasi antar individu / kelompok untuk
memberikan suatu ilmu pengetahuan. Agar maksud si narasumber –dalam hal ini
guru- tersampaikan dengan baik, dibutuhkan suatu media pembelajaran. Menurut Rossi dan Breidle
mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat
digunakan untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya.
Jadi media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam
pembelajaran. Yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana
pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa maupun warga
belajar). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, dalam hal-hal tetentu bisa
menyajikan informasi belajar kepada siswa atau warga belajar. Jika program
media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat
diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.
Peranan media yang sangat meningkat sering menimbulkan kekwatiran
pada guru. Namun sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi, masih banyak tugas
guru yang lain seperti: memberikan perhatian dan bimbingan secara individual
kepada siswa yang selama ini kurang mendapat perhatian. Kondisi ini akan terus
terjadi selama guru menganggap dirinya merupakan sumber belajar satu-satunya
bagi siswa. Jika guru memanfaatkan berbagai media pembelajaran secara baik,
guru dapat berbagi peran dengan media. Peran guru akan lebih mengarah sebagai
manajer pembelajaran dan bertanggung jawab menciptakan kondisi sedemikian rupa
agar siswa dapat belajar. Untuk itu guru
lebih berfungsi sebagai penasehat, pembimbing, motivator dan fasilitator dalam
kegiatan belajar mengajar.
B. Manfaat
Media Pembelajaran
Secara umum media pendidikan
mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Memperjelas penyajian pesan agar
tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan
belaka).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu
dan daya indera, seperti misalnya:
a. Objek yang terlalu besar, bisa
digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model;
b. Objek yang kecil-dibantu dengan
proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar;
c. Gerak yang terlalu lambat atau
terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography;
d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi
di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai,
foto maupun secara verbal;
e. Objek yang terlalu kompleks
(misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain,
dan
f. Konsep yang terlalu luas (gunung
berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat di visualkan dalam bentuk film,
film bingkai, gambar, dan lain-lain
Sudjana dan Rivai (1992;2) mengemukakan manfaat media
pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
1. Pembelajaran akan lebih menarik
perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai
dan mencapai tujuan pembelajaran;
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi,
tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru
mengajar pada setiap jam pelajaran;
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan
kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga
aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan
lain-lain.
Encyclopedei of Educational Research dalam Hamalik (1994:15)
merincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut:
1. Meletakkan dasar-dasar yang konkret
untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.
2. Memperbesar perhatian siswa.
3. Meletakkan dasar-dasar yang penting
untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
4. Memberikan pengalaman nyata yang
dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur
dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup.
6. Membantu tubuhnya pengertian yang
dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
7. Memberikan pengalaman yang tidak
mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang
lebih baik
8. Fungsi Media Pembelajaran
C. Fungsi Media Pembelajaran
Levie
& Lents (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya
media visual, yaitu:
1. Fungsi Atensi
Fungsi
atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian
siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna
visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada
awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelajaran
itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga
mereka tidak memperhatikan. Media gambar khususnya gambar yang diproyeksikan
melalui overhead projector dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka
kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk
memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.
2. Fungsi Afektif
Media
visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau
membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi
dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah social atau ras.
3. Fungsi Kognitif
Fungsi
kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan
bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaiaan tujuan untuk memahami
dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4. Fungsi Kompensatoris
Fungsi
kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media
visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah
dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya
kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan
siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan
dengan teks atau disajikan secara verbal.
Media
pembelajaran, menurut Kemp & Dayton (1985:28), dapat memenuhi tiga fungsi
utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok
pendengar yang besar jumlahnya, yaitu :
1. Memotivasi minat atau tindakan
Untuk
memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik
drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan
merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak (turut memikul tanggung
jawab, melayani secara sukarela, atau memberikan subangan material). Pencapaian
tujuan ini akan memperngaruhi sikap, nilai, dan emosi.
2. Menyajikan informasi.
Untuk
tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian
informasi dihadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat
umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar
belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi.
Ketika mendengar atau menonton bahan informasi, para siswa bersifat pasif.
Partisipasi yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada persetujuan atau
ketidaksetujuan mereka secara mental, atau terbatas pada perasaan tidak/kurang
senang, netral, atau senang.
3. Memberi instruksi.
Media
berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam media
itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk
aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus
dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi
prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Di
samping menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang
menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorang siswa.
D. Jenis-Jenis
Media Pembelajaran
Jenis-jenis media secara umum dapat dibagi menjadi:
1.
Media
Visual: media
visual adalah media yang bisa dilihat, dibaca dan diraba. Media ini
mengandalkan indra penglihatan dan peraba. Berbagai jenis media ini sangat
mudah untuk didapatkan. Contoh media yang sangat banyak dan mudah untuk
didapatkan maupun dibuat sendiri. Contoh: media foto, gambar, komik, gambar
tempel, poster, majalah, buku, miniatur, alat peraga dan sebagainya.
2.
Media
Audio: media
audio adalah media yang bisa didengar saja, menggunakan indra telinga sebagai
salurannya. Contohnya: suara, musik dan lagu, alat musik, siaran radio dan
kaset suara atau CD dan sebagainya.
3.
Media
Audio Visual: media
audio visual adalah media yang bisa didengar dan dilihat secara bersamaan.
Media ini menggerakkan indra pendengaran dan penglihatan secara bersamaan.
Contohnya: media drama, pementasan, film, televisi dan media yang sekarang
menjamur, yaitu VCD. Internet termasuk dalam bentuk media audio
visual, tetapi lebih lengkap dan menyatukan semua jenis format media, disebut Multimedia karena berbagai format ada dalam
internet.
Selain itu, Rudy
Bretz (dalam Miftahul Jannah, 2011) menggolongkan
media berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual dan gerak):
1. Media audio
2. Media cetak
3. Media visual diam
4. Media visual gerak
5. Media audio semi gerak
6. Media visual semi gerak
7. Media audio visual diam
8. Media audio visual gerak
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pelatihan Fasilitator Community Center
Pattiro Banten
Implementasi
UU No. 14 Tahun 2008 sudah berjalan selama 4 tahun dari semenjak berlakunya UU
ini, atau sudah berjalan selama 6 tahun semenjak disahkannya. UU ini dirasa
sudah memiliki banyak kelebihan dalam menciptakan pemerintahan yang baik dan
membuka ruang partisipasi bagi masyarakat dalam kebijakan publik.
Perkembangan
saat ini, isu Keterbukaan Informasi Publik masih terasa hanya menjadi isu kaum
menengah dan belum diketahui banyak oleh masyarakat. LSM/ NGO sebagai
representasi masyarakat sipil masihlah belum dapat merangkul semua elemen
masyarakat yang ada, berbagai hal penghambat yang terdapat di dalamnya
menyebabkan gerakan LSM/ NGO masih baru sebatas pada beberapa sisi saja.
Sebagaimana
dipahami, Hak Atas Informasi merupakan “jembatan” bagi masyarakat untuk
mendapatkan Hak – Haknya yang lain, hal ini terbukti dari dua Community Centre
yang didampingi oleh PATTIRO Banten telah mendapatkan sedikit manfaat tidak
langsung dari adanya UU Keterbukaan Informasi Publik ini.
Jumlah
CC yang hanya mencapai dua kelompok saja yaitu di Baros Kabupaten Serang dan
Paniis Kabupaten Pandeglang, serta dua kelompok mahasiswa dari Untirta dan
IAIN, membuktikan bahwa masih adanya keterbatasan dari PATTIRO Banten dalam
menyebarkan dan mensosialisasikan Hak masyarakat atas informasi ataupun UU KIP.
Dengan
kondisi tersebut, maka perlu adanya tokoh – tokoh baru yang dapat melakukan
penyebaran pengetahuan tersebut kepada masyarakat, dalam kegiatan ini, maka
para pegiat yang berada di Community Centre akan diberikan pengetahuan tentang
teori – teori fasilitasi dan teknik memperkuat masyarakat dalam mengakses
informasi.
1. Pengertian
Pelatihan Fasilitator
a. Noe, Hollenbeck, Gerhart &
Wright (2003:251) mengemukakan, training is a planned effort to facilitate the learning
of job-related knowledge, skills, and behavior by employee. Hal ini berarti
bahwa pelatihan merupakan suatu usaha yang terencana untuk memfasilitasi
pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan, keahlian dan
perilaku oleh para pegawai.
b. Menurut Gomes (2003:197), pelatihan
adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan
tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan yang ada
kaitannya dengan pekerjaannya
c. Sedangkan
Secara umum pengertian “facilitation” (fasilitasi) dapat diartikan sebagai
suatu proses “mempermudah” sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
orang yang “mempermudah” disebut dengan “Fasilitator” (Pemandu).
d. Fasilitator
adalah mereka yang ditugasi untuk melakukan fasilitasi dalam proses
pembelajaran. Sebutan fasilitator biasanya digunakan dalam proses pembelajaran
orang dewasa, dan metoda yang dipakai dalam proses ini adalah metoda andragogi.
Metoda ini dirancang mengacu pada pendidikan orang dewasa, suatu model pendidikan
yang mengutamakan penggalian, pendalaman, pengembangan, pengalaman dan potensi
individu secara optimal.
B. Tujuan
Pelatihan Fasilitator Pattiro Banten
2. Meningkatkan
kemampuan CC dan Mahasiswa dalam memfasilitasi Forum
3. Meningkatkan
kemampuan CC dan Mahasiswa dalam memperkuat kapasitas masyarakat dalam
mengakses informasi
4. Membangun
komitmen bersama untuk menjalankan agenda Keterbukaan Informasi Publik yang
berkelanjutan.
C. Jenis
Media Yang Digunakan Dalam Kegiatan Pelatihan Fasilitator Di Pattiro Banten
1. Komputer/laptop
Aplikasi komputer dalam
bidang pembelajaran memungkinkan berlangsungnya proses belajar secara individual
(individual learning). Pemakai komputer atau user dapat melakukan interaksi
langsung dengan sumber informasi. Perkembangan teknologi komputer jaringan (computer
network/Internert) saat ini telah memungkinkan pemakainya melakukan interaksi
dalam memperoleh pengetahuan dan informasi yang diinginkan.
Berbagai bentuk interaksi pembelajaran dapat berlangsung dengan tersedianya
medium komputer. Beberapa lembaga pendidikan jarak jauh
di sejumlah negara yang telah maju memanfaatkan medium ini sebagai sarana
interaksi. Pemanfaatan ini didasarkan pada kemampuan yang dimiliki oleh
komputer dalam memberikan umpan balik (feedback) yang segera kepada pemakainya.
Dalam pelatihan
fasilitator community center, computer digunakan sebagai media melakukan
persentasi saat memberikan materi mengenai fasilitator. Materi tersebut seperti
ketermpilan dasar fasilitator, sikap dan peran fasilitator dan materi lainnya.
Sebelum memberikan materi tersebut media computer sangatlah dibutuhkan oleh
pemateri untuk persiapan membuat bahan-bahan materi yang akan diberikan.
1.1 Kelebihan komputer sebagai media
pembelajaran adalah sebagai berikut:
·
Meningkatkan
perhatian dan konsentrasi siswa.
·
Meningkatkan
motivasi siswa.
·
Menyesuaikan
materi dengan kemampuan siswa.
·
Mereduksi
penggunaan waktu penyampaian materi.
·
Membuat
pengalaman belajar lebih menyenangkan, memuaskan dan menguatkan siswa.
·
Dapat
mengakomodasikan banyak siswa dan menjalankan fungsinya dengan sedikit
kesalahan.
·
Komputer
tidak akan lelah, benci, marah, dan lupa.
·
Dapat
menggunakan fasilitas penyimpanan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa.
·
Materi
dapat di desain lebih menarik.
·
Dapat
mendorong guru untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mengenai komputer.
1.2 Kekurangan komputer sebagai media
pembelajaran adalah sebagai berikut:
·
Dikembangkan
dalam dialog terbatas sehingga tidak dapat menjawab semua permasalahan siswa.
·
Masih
relatif mahal.
·
Tidak
dapat melihat teknik siswa dalam menjawab soal dan penguatan sudah tertentu.
·
Kecepatan
perkembangan teknologi komputer memerlukan upgrade yang
terus-menerus.
·
Penilaian
tidak mempertimbangkan apakah siswa sedang lelah, mengantuk atau sakit.
·
Pada
umumnya hanya menilai hasil akhir, bukan proses belajar.
·
Komputer
tidak dapat meniru tingkah laku guru, misalnya senyuman, raut muka,
gerakan tangan dan badan, serta tidak dapat menggantikan ikatan batin antara
siswa dan guru.
2. Proyektor
Yang
dimaksud LCD proyektor adalah perangkat yang dapat menampilkan gambar dalam
ukuran besar dan biasanya digunakan sebagai alat bantu dalam presentasi. Seiring
perkembangan zaman, Informasi Dan Teknologi (IT) LCD Proyektor memiliki
fungsi yang sangat besar dan penting dalam kehidupan sehari-hari, baik dibidang
pendidikan maupun bidang-bidang lainnya.
Dalam
pembelajaran berbasis Informasi Dan Teknologi (LCD Proyektor)bukan saja sekedar
barang substitusi dan alat peraga, tetapi lebih dari itu Informasi Dan
Teknologi (LCD Proyektor)merupakan alat yang mampu menyajikan animasi multi
warna yang sulit di bandingkan dan ditandingi oleh media konvensional.
2.1 Kelebihan penggunaan OHP
Overhead
proyektor merupakan salah satu media yang sangat mudah diperoleh oleh setiap
orang. Hanya dengan menekan tombol on atau off lalu menyesuaikan lensa agar
proyeksinya terfokus pada layar maka OHP telah siap digunakan.
OHP memiliki
beberapa keuntungan utama yang tidak dimiliki oleh media instruksional lain,
diantaranya :
·
Mudah dioperasikan.
·
Memudahkan posisi mengajar
·
Tidak perlu mengubah cahaya lampu
·
Hemat waktu
·
Dapat digunakan kembali
·
Mudah disimpan
·
Kemampuan memproyeksikan benda nyata
·
Kemampuan menggantikan papan tulis
·
Bebas polusi
·
Pantulan proyeksi gambar dapat terlihat jelas pada
ruangan yang terang.
·
Dapat menjangkau kelompok yang besar.
2.2 Kelemahan
penggunaan OHP
Kelemahan
OHP diantaranya tidak bisa dipakai, dalam kondisi atau keadaan
tertentu, misalnya saja OHP memerlukan tenaga listrik
untuk menyalakan dan tergantung pada plastik bening yang digunakan untuk
transparansi. OHP juga menuntut perhatian khusus untuk menghindari kerusakan
pada saat medium digunakan.
Kelemahan
lainnya adalah bahwa OHP tidak memproyeksikan tulisan atau gambar langsung dari
buku, majalah, dsb. Sebelum diproyeksikan bahan- bahan tersebut harus
diproduksi diatas sebuah transparansi. Disamping itu transparansi hanya dapat
menampilkan gerakan-gerakan yang sangat terbatas.
3. Kertas
plano
Kertas plano adalah
kertas asli dari pabrik yang belum dipotong. Jika sudah dipotong, maka itu
disebut kertas jadi. Kertas ini dibagi dalam berbagai macam jenis dan berbeda
ukuran antara satu dan lainnya.
4. Papan
flip chart
Media
flip chart adalah kumpulan ringkasan, skema, gambar, tabel yang dibuka secara
berurutan berdasarkan topik materi pembelajaran. Bahan flip chart biasanya
kertas ukuran plano yang mudah dibuka-buka, mudah ditulisi, dan berwarna cerah.
Untuk daya tarik, flip chart dapat dicetak dengan aneka warna dan varasi
desainnya.
4.1 Kelebihan Menggunakan Media Flip
Chart
·
Flip
Chart dapat digunakan dalam metode pembelajaran inovatif apapun
·
Lebih
praktis.
·
Ketika pembelajaran di alam terbuka yang jauh
dari aliran listrik, flip chart sangat tepat untuk membantu presentasi guru.
·
Bendel
flip chart mudah dibawa ke mana saja bergantung tempat presentasi.
·
Menghemat
media pengajaran.
·
Agar
siswa telah tidak bosan sehingga siswa lebih berimajinasi dalam mengembangkan
ide-idenya dalam belajar.
·
Flipchart
juga dapat mempermudah mengingat suatu materi pelajaran yang di ajarkan guru.
·
Fleksibilitas,
pengajar/pembicara dapat memutuskan kapan harus menulis.
·
Lebih
baik dari white board karena pengajar/pembicara dapat mempersiapkan sebelum
pelajaran/presentasi dimulai.
·
Biaya
lumayan mahal
·
Dapat
diletakkan dimana saja.
4.2 Kelemahan Menggunakan Flip Chart
·
Sukar
dibaca karena keterbatasan tulisan.
·
Pengajar/pembicara cenderung memunggungi
peserta saat menulis.
·
Biasanya
kertas flip chart hanya dapat digunakan untuk satu kali saja. (menggunakan
bahan kertas)
·
Tidak
sesuai untuk peserta yang lebih dari 15-20 orang
5. Metaplan
Metaplan itu sering diartikan dua cara.
·
Pertama, metaplan sebagai metode/teknik fasilitasi dengan
menggunakan media kartu berbagai warna untuk mengumpulkan, mendiskusikan, dan
mengembangkan gagasan atau pendapat, serta menyepakati berbagai hal. Metaplan
dikembangkan pertama kali oleh orang Jerman bernama Eberhard Schnelle.
·
Kedua, metaplan sebagai media visual yang dikembangkan secara
partisipatif oleh peserta sendiri dengan menggunakan berbagai bentuk kartu
sehingga materi diskusi itu berasal dari pengalaman dan pengetahuan semua
partisipant untuk dikaji dan dijadikan pembelajaran dan dikembangkan lebih
lanjut menjadi program/kegiatan.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Media
pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran. Yaitu meliputi
alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke
penerima pesan belajar (siswa maupun warga belajar).
Media
pembelajaran ini memiliki fungsi diantaranya Fungsi Atensi, kompensatoris,
afektif dan cognitive. serta dalam pembelajaran kita bisa memilih media apa
yang cocok dalam kegiatan pelatihan ini. diantaranya ada media visual, ausio
serta audio-visual.
Dalam
kegiatan pelatihan fasilitator semua media digunakan dalam pelatihan. Pertama
Media visual digunakan pemateri untuk
menjelaskan materi-materi mengenai pelatihan, ada juga dalam pelatihan tersebut
menggunakan media audio-visual dan yang lainnya sebagai penunjang kegiatan
pelatihan community center.
Jenis-jenis
media pembelajaran tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan ketika digunakan
dalam kegiatan pelatihan fasilitator community center tersebut. Namun, jadi
untuk mengantisipasi agar kegiatan pelatihan fasilitator community center tetap
berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka pemateri tersebut menggunakan
semua media tersebut dan mengambil sisi yang terbaiknya saja.
B.
Saran
Saran
yang akan diberikan dalam kegiatan pelatihan fasilitator ini diantaranya:
a. Lebih
ditingkatkan lagi semua media yang bisa menunjang dalam kegiatan pelatihan
tersebut, agar kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai dengan rencana yang ada
dan hasilnyapun dapat memuaskan.
https://herminegari.wordpress.com/perkuliahan/fungsi-dan-manfaat-media
pembelajaran/BAB I
https://harirotunnadhiroh.wordpress.com/2013/04/22/fungsi-dan-tugas-tutor-fasilitator-dalam-pendidikan-orang-dewasa/
https://yototaryoto.wordpress.com/2013/01/12/implemenati-media-pembelajaran-berbasis-informasi-dan-teknologi-lcd-proyektor-pada-pemebelajaran-mata-pelajaran-fiqih-kelas-viii-di-mts-negeri-bobotsari-tahun-pelajaran-2012-2013/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar